Jangan PernahTerlihat Adanya Diri
Suatu hari ada seorang anak muda yg tampak muram. Lalu sahabat yg lain bertanya kepadanya gerangan apa yg membuat dirinya seperti itu. Si sahabat lalu menjelaskan asbab kenapa ia kelihatan muram. Usut punya usut ternyata si sahabat yg muram sedang galau hatinya utk datang ke suatu Acara yakni Pesta Pernikahan kerabat dekatnya dan kebetulan acaranya akan diadakan di gedung yg mewah sedangkan ia tidak memiliki pakaian yg harus ia pakai nantinya pada acara tersebut.
Sahabat yg baik hati tadi dengan senyum berkata kepadanya "Kenapa sampai begitu murungnya hanya karena hal yg sepele, antum bisa pakai pakaian ana, baik itu baju, celana, sepatu, arloji bahkan mobil ana pun boleh antum pakai". Mendengar tawaran tersebut bukan main senang hatinya dan besok harinya ia berjanji untuk datang ke rumah teman yg baik itu menagih yg telah dijanjikan kepadanya.
Singkat cerita hari yg dimaksupun tiba, teman yg baik hati menunggu temanya yg berjanji kepadanya untuk mengambil semua pinjaman yg ia janjikan. Hingga hari menjelang sore teman yg ditunggu tidak kelihatan batang hidungnya. Dan ia pun mencoba untuk menghubungi, namun belum sempat ia mengambil handphone dalam saku celana dari kejauhan tampak temanya dg mengendarai motor memasuki halaman rumah.
Sebagai tuan rumah yg baik ia menyambut kedatangan temanya diteras rumah. Setelah mengucapkan salam dan berjabatan tangan, ia mempersilahkan si tamu utk masuk ke ruang bagian dalam rumah. Setelah mempersilahkan tamu masuk ia pun mengambilkan segelas air mineral sebagai pelepas dahaga.
"Alafu setelah ana pikir pikir semalam, ana membatalkan niat untuk meminjam semuanya itu", kata si teman memulai pembicaraan. "Loh memangnya ada apa?, dan kenapa?", tanya si tuan rumah bingung. "Insya'allah ana akan datang tapi tidak dg semua yg antum janjikan kepada ana", kata si tamu. "Karena sangatlah berat bagi ana untuk menjawab semua pertanyaan yg akan diajukan nantinya. "Berapa harganya, beli dimana, merknya apa, terus saya jawabnya apa ?". Mendengar penjelasan tersebut tersenyumlah tuan rumah yg tak lain adalah temannya.
Kisah dua sahabat di atas mengajarkan bahwa apa yg kadangkala kita akui punya kita, sebenarnya bukanlah milik kita. Apa yg kita punya sebenarnya adalah hanya Nafsu belaka.
"Yang Melihat bukanlah Mata..yg Mendengar bukanlah Telinga..yang Bicara bukanlah Mulut..yang Mencium bukanlah Hidung dan lain lainya lagi".
Cobalah perhatikan bilamana antum melihat ada jenazah didepan antum, jenazah tersebut punya mata tapi tidak melihat, punya telinga tapi tidak mendengar, punya mulut tapi tidak bicara punya hidung tapi tidak mencium. Tapi kenapa kadangkala kita lupa sama yg Maha Memiliki dan tidak jarang antum akui yg punya antum. Yang tampan, yang gagah, yg jago, yg kuasa, yg punya dll, apakah benar semua adalah milik antum?, bila antum akui semuanya adalah milik antum, maka siap siaplah antum akan dihujani dg ribuan pertanyaan "Mata yg antum punya di pakai utk apa?, telinga yg antum punya dipakai utk apa? termasukpun ilmu yg antum punya di pakai utk apa? dll untuk apa, belum lagi pertanyaan darimana?, dimana?. Tapi bila antum akui bahwa semua yg ada adalah milikNya, apakah ada seorang bawahan berani bertanya pada atasan berapa banyak ia punya harta? dan dipakai utk apa? dapat darimana dll.
"Jangan Pernah Terlihat Adanya Diri"
Akhir kalam kepada Allahu Rabb Wa ana abduka ana bermohonkan ampunan dan kepada antum ana meminta maaf bilamana salah dalam penyampaian kisah diatas adalah tdk lain dan tidak bukan sebagai pengingat diri saya sendiri.
Maafkanlah saya
Maafkanlah
Maafkan
Maaf
Palembang 13 Agustus 2020
Oleh MRB